Logo

Perairan Dermaga Pulau Enggano Dikeruk untuk Buka Akses Kapal


TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama pemerintah daerah dan instansi lain sedang melakukan pengerukan di sekitar dermaga Pulau Enggano, Bengkulu, yang terisolir akibat pendangkalan.

Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP, Pung Nugroho Saksono, mengatakan pihaknya mengirim kapal pengawas Orca 05 setelah Pemerintah Provinsi Bengkulu meminta kapal patroli KKP membantu evakuasi dan pengiriman logistik untuk masyarakat Kecamatan Enggano. 

Namun, kapal pengawas KKP yang tiba pada Sabtu sore tidak bisa bersandar di Pelabuhan Pulau Baal karena pendangkalan alur yang membuat kapal besar sulit berlabuh. 

“Kemarin sore tiba di Enggano. Memang tidak bisa bersandar karena kondisinya belum selesai pendalamannya,” kata Pung kepada Pace, Ahad, 29 Juni 2025.

Pria yang disapa Ipunk ini mengatakan tidak bisa menargetkan kapan pengerukan selesai. Namun ia mengatakan kapal pengawas KKP akan siaga untuk keperluan evakuasi dan membantu pengiriman logistik apabila dibutuhkan. 

Ipunk mengatakan kapal pengawas KKP akan tetap berjaga di sekitar Enggano sampai pendalaman selesai. Sebab sampai saat ini pendangkalan membuat kapal ukuran sedang dan besar kesulitan merapat. Sementara kapal kecil dan kapal nelayan tidak bisa menyeberang karena ombak besar. 

“Yang jelas karena kondisi darurat ini kami mengisi kekosongan di situ. Jangan sampai terisolir,” ucapnya. 

Ipunk ini mengatakan Camat Enggano, Susanto, telah berkunjung ke kapal Orca 05 milik KKP untuk rapat dengan berbagai instansi membahas tindakan teknis selanjutnya. 

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara akan memastikan pasokan bahan pokok dan energi di Pulau Enggano tercukupi.

“Nah ini kondisi stok pangan information kemarin 27 Juni 2025. Stok bahan pokok masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Pulau Enggano,” kata Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara Fitriyansyah di Bengkulu, 28 Juni 2025, dikutip dari Antara

Fitriyansyah mengatakan terdapat 8 ton stok beras dan 600 kilogram minyak goreng untuk 4.334 jiwa masyarakat Kecamatan Enggano. Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara bersama Pemerintah Provinsi Bengkulu juga mendistribusikan bantuan pangan beras cadangan pemerintah sebanyak 16 ton yang dibagikan secara free of charge pada 10 Juni 2025.

“Jadi beras masih ada delapan ton, minyak goreng masih ada 600 kilogram, gula pasir masih ada, telur, bawang merah, bawang putih masih ada. Harga yang kami pantau dalam beberapa hari terakhir, masih relatif customary walaupun memang ada kenaikan sedikit-sedikit,” katanya.

Warga Pulau Enggano terisolir selama berbulan-bulan. Sejak Maret 2025, transportasi kapal laut ke Pulau Enggano berhenti beroperasi akibat mendangkalnya alur masuk di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. Situasi ini membuat transportasi dari dan ke Pulau Enggano sempat berhenti.

Presiden Prabowo Subianto telah meneken Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Penanganan Keadaan Tertentu untuk Normalisasi Alur Pelayaran Pelabuhan Pulau Baai, Transportasi dan Logistik serta Percepatan Pembangunan di Pulau Enggano. 

Penandatanganan ini untuk menyelesaikan permasalahan Pulau Enggano yang terisolasi karena dangkalnya alur Pelabuhan Pulau Baai. Dalam video yang diterima Pace, Prabowo berharap inpres itu dapat mempercepat kelancaran pembangunan di Enggano.

“Saya berharap rakyat Enggano tetap semangat. Kami akan terus bantu dan mendorong pembangunan Enggano. Sekarang ini saya tanda tangan inpres untuk mempercepat kelancaran pembangunan di Enggano.” kata Prabowo dalam keterangan video dari tim media Prabowo, Jakarta, Selasa, 24 Juni 2025.

Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Rukka Sombolinggi mengatakan, saat ini ribuan ton hasil panen petani, utamanya pisang akhirnya tertahan di pulau. Padahal kehidupan ekonomi masyarakat Pulau Enggano sangat bergantung pada penjualan hasil bumi mereka. 

“Kini, seluruh petani di Enggano menganggur karena tidak bisa memasarkan hasil bumi mereka. Termasuk para nelayan yang ikut terhalang menjual hasil lautnya,” kata Rukka di Jakarta, Jumat, 27 Juni 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *