Logo

Jumlah Guru Sekolah Rakyat 1.554 Orang dengan 100 Kepala Sekolah


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebutkan jumlah guru dan tenaga kependidikan Sekolah Rakyat saat ini mencapai 1.554 guru dan 2.730 tenaga kependidikan untuk mendidik siswa-siswi SR sebanyak 9.755 jiwa. Gus Ipul juga menyebutkan jika Sekolah Rakyat sudah memiliki 100 kepala sekolah.

“Ini sudah selesai dites dan sudah tuntas,” kata Gus saat memberikan keterangan pers di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Margaguna Kemensos, Jakarta Selatan, pada Rabu, 2 Juli 2025.

Sebelumnya, Gus Ipul sapaan Saifullah mengatakan Sekolah Rakyat akan dimulai pada 14 Juli 2025. Pemerintah menyiapkan 100 sekolah untuk menampung lebih dari 10 ribu siswa. Saat ini, pemerintah sedang melakukan retret kepala sekolah rakyat secara bertahap.

“Retret kepala sekolah bertujuan untuk menyamakan pemahaman dan standar kerja di antara para kepala sekolah,” kata Gus Ipul.

Adapun Kementerian Sosial telah menyelenggarakan retret kepala Sekolah Rakyat gelombang pertama pada 16-20 Juni 2025. Sebanyak 53 kepala sekolah mengikuti retret yang digelar di Pusdiklat Margaguna Kemensos itu. Sedangkan retret gelombang kedua diikuti 43 kepala sekolah di lokasi yang sama pada 1-5 Juli 2025.

Menurut Gus Ipul, kegiatan retret juga bertujuan untuk membentuk standardisasi kepala sekolah rakyat. Tujuan kegiatan itu agar kualitas dan arah pelaksanaan sekolah rakyat tetap sejalan, meskipun para peserta berasal dari berbagai daerah. 

“Kami menyadari betapa pentingnya memberikan pemahaman yang utuh tentang sekolah rakyat kepada kepala sekolah yang sudah terpilih melalui proses dan mekanisme yang sudah diperbuat,” ujarnya.

Retret kepala sekolah, kata dia, bisa menjadi kegiatan untuk membangun semangat kebersamaan dan kerja sama tim. “Meskipun mereka kepala sekolah dari berbagai daerah, tapi mereka pada dasarnya adalah73 satu tim yang tidak bisa dipisahkan,” ujarnya. 

Selama retret berlangsung, para kepala sekolah menerima berbagai materi pembekalan. Mulai dari kebijakan sekolah rakyat, pendidikan inklusif ramah anak dan hak asasi manusia, motivasi dan empati sosial, pengelolaan sekolah asrama, kurikulum sekolah rakyat, bela negara dan bimbingan pengasuhan, dan manajemen administrasi sekolah. 

Pemateri berasal dari sejumlah lembaga, seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Agama, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, serta unsur TNI. 

Gus Ipul menjelaskan, kepala sekolah yang mengikuti retret telah melalui proses seleksi ketat yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kementerian Sosial, dengan usulan awal dari pemerintah daerah. Setiap daerah mengajukan sedikitnya tiga nama calon kepala sekolah.

Pada tahap pertama, proses seleksi diikuti oleh 159 orang peserta. “Setelah administrasinya dulu kemudian ada wawancara. Kemudian ada tes Bahasa Inggris juga. Ada tes kemampuan kepemimpinan juga,” kata Gus Ipul.

Domisili juga menjadi salah satu pertimbangan utama. Kepala sekolah yang dipilih adalah mereka yang berdomisili dekat dengan lokasi Sekolah Rakyat. Selain itu, mereka sudah memiliki sertifikat kepala sekolah dan terdaftar di Kemendikdasmen. 

Selain kelengkapan administrasi, para calon kepala sekolah juga menjalani tes psikologi dan tes kemampuan Bahasa Inggris. Ujian ini bertujuan untuk menilai kesiapan private dan profesional calon dalam menghadapi tantangan kepemimpinan.

Setidaknya terdapat enam kompetensi utama yang diuji, yaitu kemampuan memimpin perubahan, menginisiasi perubahan, membangun jejaring dan kerja sama, memberikan bimbingan dan arahan, menghadapi tantangan, serta menerjemahkan visi menjadi hasil yang terukur. 

Kementerian Sosial juga secara khusus melakukan penilaian tambahan untuk memastikan kesiapan psychological para calon kepala sekolah dalam memimpin Sekolah Rakyat. Saat ini, kuota kepala sekolah rakyat ditargetkan berjumlah 100 orang. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *