Bukan Cuma Padel, Ini Daftar Olahraga yang Kena Pajak Hiburan di Jakarta

TEMPO.CO, Jakarta – Badan Penerimaan Daerah atau Bapenda Jakarta menyatakan olahraga padel termasuk objek pajak barang dan jasa tertentu (PBJT) yang terkena pajak hiburan. Penyewaan lapangan padel di Jakarta kini terkena pajak sebesar 10 persen.

Pemerintah Jakarta mengenakan pajak hiburan tersebut agar adil dengan olahraga lainnya. Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan sejumlah olahraga lainnya juga terkena pajak hiburan 10 persen di Jakarta.

“Saya sudah mendapatkan penjelasan bahwa padel ini bagian dari olahraga hiburan, bulutangkis saja juga kena, biliar juga kena, tenis juga kena, renang juga kena, masa ini gak kena? Apalagi yang primary padel kan rata-rata orang yang mampu,” kata Pramono dalam keterangan tertulis, Sabtu, 5 Juli 2025.

Aturan mengenai pengenaan pajak padel tercantum dalam Surat Keputusan Kepala Badan Penerimaan Daerah atau Bapenda Jakarta Nomor 257 Tahun 2025 yang ditandatangani Kepala Bapenda Jakarta Lusiana Herawati pada 20 Mei 2025. Dokumen itu merupakan revisi dari Keputusan Bapenda Nomor 854 Tahun 2024 yang mengatur persoalan serupa. Padel adalah tambahan terbaru dalam revisi tahun ini.

Lusiana mengklaim pemungutan pajak hiburan untuk fasilitas olahraga akan dilakukan secara adil dan transparan. “Mari tetap berolahraga agar sehat dan riang gembira, sekaligus bergotong royong membayar pajak untuk kebaikan bersama,” ucap Lusiana dalam keterangan tertulis pada Jumat, 5 Juli 2025.

Keputusan Kepala Bapenda Jakarta Nomor 257 Tahun 2025 tidak hanya mengatur padel sebagai olahraga hiburan yang terkena pajak. Ada general 21 jenis olahraga yang terkena pajak yang sama. Apa saja jenisnya?

Olahraga Permainan yang Terkena Pajak Hiburan di Jakarta

1. Lapangan futsal/sepak bola/mini football.

2. Tempat kebugaran (health club), termasuk tempat yoga/pilates/zumba.

5. Lapangan bulu tangkis.

11. Lapangan bisbol/sofbol.

15. Tempat panjat tebing.

18. Tempat sasana tinju/beladiri.