Logo

Pramono Targetkan RDF Rorotan Mulai Beroperasi Bulan Depan


TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Jakarta Pramono Anung Wibowo menargetkan fasilitas pengelolaan sampah Refuse Derived Gas (RDF) Rorotan di Cilincing, Jakarta Utara, bisa segera kembali beroperasi. Infrastruktur yang disebut bisa mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif itu sebelumnya sempat berhenti beroperasi saat masa uji coba setelah diprotes warga sekitar karena menghasilkan bau tidak sedap.

Pramono menargetkan RDF Rorotan bisa mulai mengolah sampah lagi pada akhir bulan depan. “Sesuai jadwal, mudah-mudahan tanggal 22 Agustus itu betul-betul sudah selesai,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta pada Selasa, 8 Juli 2025.

Menurut Pramono, Pemerintah Provinsi Jakarta telah melakukan sejumlah perbaikan dalam sistem pengolahan sampah di RDF Rorotan. Salah satunya dengan menambah teknologi penghilang bau atau deodorizer. Perbaikan itu bertujuan agar fasilitas tersebut tak lagi menimbulkan bau yang mengganggu warga sekitar.

Pramono menyebut akan ikut serta dalam comissioning take a look at di RDF Rorotan dalam waktu dekat. Comissioning take a look at adalah proses untuk memastikan fasilitas, sistem, dan komponen baru yang telah dipasang berfungsi sesuai standar yang berlaku. “Rencana saya dalam 1-2 pekan ini akan menyaksikan comissioning secara langsung di Rorotan,” ucap politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Nantinya, jika sudah beroperasi, Pramono berharap RDF Rorotan bisa mengolah sampah dari dalam dan luar Jakarta. Salah satu daerah yang dia sebut bisa ikut mengirim sampah ke fasilitas itu adalah Bekasi. “Karena Bekasi dengan Rorotan itu kan cukup dekat,” ujar Pramono.

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sebelumnya menagih pengoperasian fasilitas RDF Rorotan yang masih ditutup karena masalah bau sampah. Dia mendesak fasilitas pengolahan sampah itu dibuka pada Juli ini.

“RDF Rorotan selesai pada Juli, apapun caranya. Wali kota, camat, lurah, harus kerja keras semuanya untuk menyelesaikan,” katanya saat berkunjung ke wilayah Cempaka Putih, Jakarta, pada Selasa, 1 Juli 2025.

Menurut Hanif, teknologi pengolahan sampah RDF Rorotan sudah mumpuni. Manajemen dianggap hanya perlu menentukan teknologi terbaik untuk mengatasi bau limbah. Dia menyarankan pemilahan sampah yang masuk ke RDF dipilah menjadi yang anorganik dan organik, agar baunya berkurang ketika ditumpuk di bunker.

Dalam sehari, RDF Rorotan diketahui mampu mengolah sampah sebanyak 2.500 ton. Sampah yang diprioritaskan ke sana disuplai dari Jakarta Utara. Pemakaian RDF ditargetkan bisa mengikis quantity timbunan sampah yang bertumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kepala Unit Pengelolaan Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Agung Pujo Winarko, mengatakan RDF Rorotan bisa menghasilkan 875 ton produk olahan sehari. Olahan RDF bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk boiler industri yang pada akhirnya untuk menyuplai tenaga listrik.

“Penjualan RDF sebanyak 875 ton in step with hari dengan vary harganya antara US$ 24-44 in step with ton,” ujarnya saat ditemui di RDF Rorotan pada Mei 2025.

M Faiz Zaki berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *