Strategi Dekranasda Barito Utara Mendorong Pengembangan Kerajinan Anyaman Rotan
INFO NASIONAL – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Barito Utara mendorong pengembangan kerajinan anyaman rotan yang menjadi produk khas Barito Utara. Ketua Dekranasda Barito Utara, Melly Novita Indra Gunawan mengatakan anyaman rotan yang dibuat para perajin lokal telah berkembang dalam variasi produk dan desain.
“Kami terus melakukan pendampingan dan mendukung perluasan akses pasar serta penguatan kapasitas dan kualitas produksi,” kata Melly di sela acara Peringatan HUT ke-54 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu, 9 Juli 2025. “Kita harus melestarikan warisan budaya. Karena itu, para perajin perlu lebih giat meningkatkan kualitas agar mampu bersaing dan menjangkau pasar yang lebih luas.”
Dalam upaya memperkuat ekosistem kerajinan, Dekranasda Barito Utara merancang kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan swasta, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan lembaga pendidikan. Beberapa inisiatif kolaborasi telah dimulai. Salah satunya, kerja sama dengan pihak swasta di Desa Lampeong, Kecamatan Gunung Purei dan Desa Benangin, Kecamatan Teweh Timur. Di sana, ada PT Tras dan BUMN yang terlibat mendukung perajin. “Kami berharap kerja sama ini bisa lebih ditingkatkan, terstruktur, dan terukur,” ujarnya.
Ruang lingkup kerja sama yang direncanakan mencakup pelatihan keterampilan bagi perajin, pendampingan pengembangan desain produk fashionable, serta akses terhadap teknologi dan metode produksi terkini. Disamping itu, program magang dan kemitraan dengan perusahaan swasta dan BUMN juga terus diupayakan agar par perajin memperoleh pengalaman praktis dalam pengelolaan usaha.
Melly melanjutkan, Dekranasda Barito Utara berharap ada dukungan pendanaan dan investasi untuk pengembangan usaha perajin, termasuk bantuan modal, peralatan produksi, dan pembangunan infrastruktur pendukung. “Kolaborasi ini idealnya didasarkan pada perjanjian yang jelas, mencakup goal yang terukur, dan mekanisme evaluasi yang transparan,” ucapnya.
Penguatan kapasitas perajin ini, kata Melly, tidak hanya demi mendukung pertumbuhan ekonomi lokal, namun juga menjaga keberlanjutan tradisi rotan dan seni kriya sebagai identitas budaya Barito Utara. Tahun lalu, Dekranasda menggelar lomba desain batik yang menghasilkan enam pemenang. Karya mereka menjadi hak Dekranasda untuk dikembangkan sebagai motif unggulan daerah.
Ketua Dekranasda Barito Utara Melly Novita Indra Gunawan (berhijab kuning) memperhatikan proses mengayam kerajinan khas Barito Utara di stan Dekranasda Barito Utara dalam acara HUT ke-45 Dekranas di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Rabu, 9 Juli 2025. Dok. TEMPO
Ketua Harian Dekranasda Barito Utara yang juga Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Barito Utara, Dewi Handayani mengatakan perjalanan kerajinan rotan Barito Utara tidak lepas dari tantangan. Proses produksi yang rumit dan motif yang dikerjakan guide membuat harga jual lebih tinggi dibanding produk dari daerah lain. “Perajin masih sering menghadapi persepsi konsumen yang hanya menilai harga tanpa mempertimbangkan kerumitan pembuatan,” katanya. “Motif rumit itu sangat sulit, jadi harganya lebih mahal. Ini tantangan terbesar dalam pemasaran.”
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Dekranasda Barito Utara rutin mengikutsertakan para perajin dalam berbagai pameran kerajinan, baik di tingkat daerah maupun nasional. Dewi optimistis keterlibatan aktif para perajin di berbagai kegiatan membuat mereka belajar langsung dari pelaku industri lain, baik dari sisi teknik produksi, pemilihan bahan baku, hingga strategi promosi yang lebih efektif.
Di sisi lain, dukungan pendanaan dan kemitraan juga dilakukan. Dekranasda bekerja sama dengan pemerintah provinsi yang telah menyalurkan bantuan lima mesin jahit dan alat pembelah rotan untuk kelompok usaha. Dari sektor swasta, PT Tras yang beroperasi di Benangin turut mendirikan galeri kerajinan di Bandara Muara Teweh.
Dekranasda Barito Utara juga merencanakan pengembangan produk tradisional, seperti sumping yaitu aksesoris kepala perempuan dan laung atau penutup kepala laki-laki. “Kami mendorong agar produk ini wajib dipakai dalam peringatan hari-hari besar daerah,” ucapnya.
Mengenai potensi generasi muda Barito Utara dalam mengembangkan kerajinan, menurut Dewi, cukup menjanjikan. Dekranasda rutin melibatkan anak-anak muda dalam pelatihan keterampilan dan wirausaha. “Kami ingin membuka wawasan mereka, bahwa bukan hanya pekerjaan sebagai pegawai negeri yang bisa dijadikan pilihan. Sektor swasta dan kerajinan juga menjanjikan,” katanya. (*)