Dirut IBC Jadi Tersangka Korupsi, Istana: Proyek Baterai Listrik Jalan Terus
TEMPO.CO, Jakarta — Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan proyek ekosistem industri baterai listrik yang dikerjakan PT Industri Baterai Indonesia (IBC) terus dilanjutkan. Istana memastikan, penetapan Direktur Utama Indonesia Battery Company (IBC) Toto Nugroho sebagai tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di subholding PT Pertamina (Persero) tidak akan menganggu proyek baterai listrik.
“Lanjut dong, enggak ada hubungannya,” kata juru bicara Presiden Prabowo Subianto ini di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025. Politikus Gerindra ini mengatakan, dalam hal ini proses penegakan hukum dan rencana investasi tidak ada hubungannya. Pemerintah justru tidak ingin penegakan hukum berhenti bila ada dugaan korupsi.
Kejaksaan Agung sebelumnya menetapkan Toto Nugroho sebagai salah satu dari 9 orang yang ditetapkan sebagai tersangka baru kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di subholding PT Pertamina (Persero) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) periode 2018-2023.
IBC dibentuk oleh empat BUMN besar yang masing-masing memiliki 25 persen saham, yaitu: PT Pertamina (Persero), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), dan PT PLN (Persero). IBC merupakan bagian dari Konsorsium ANTAM-IBC-CBL yang menggarap Proyek Ekosistem Industri Baterai Listrik Terintegrasi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sempat mengatakan proyek itu memiliki investasi senilai US$ 5,9 miliar. Rinciannya, senilai US$ 1,2 miliar untuk ekosistem baterai di Karawang dan US$ 4,7 miliar di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Adapun lima subproyek yang berada di Halmahera Timur, yaitu proyek pertambangan nikel, protek smelter pirometalurgi, proyek smelter hidrometalurgi, proyek bahan bakar baterai dengan produk bahan katoda Nickel Cobalt Maganese, serta proyek daur ulang baterai yang menghasilkan produk Nikel Cobalt Mangan Sulfat dan Lithium serta Lithium Karbonat.
Proyek itu, kata Bahlil, bisa menciptakan puluhan ribu lapangan pekerjaan. Angkanya, kata dia, mencapai 35 ribu lapangan pekerjaan langsung dan 8.000 lapangan pekerjaan tidak langsung. “Multiplier impact dari pertumbuhan ekonomi kurang lebih sekitar US$ 49 miliar. Ini setiap tahun, ketika harga naik, nilainya juga naik,” ujar Bahlil pada Minggu, 29 Juni 2025.