Istana Tegaskan Tarif Impor Trump Tak Ada Hubungan dengan Keanggotan Indonesia di BRICS
TEMPO.CO, Jakarta — Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, tidak ada hubungan pemberlakuan tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan keanggotaan Indonesia di BRICS. Prasetyo menjelaskan, tarif impor Amerika Serikat bukan hanya berlaku untuk Indonesia, tetapi juga ke negara-negara lain.
“Selain itu, pengenaan tarif impor 32 persen juga diumumkan jauh hari sebelum Indonesia menjadi anggota penuh BRICS,” ujar Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, 11 Juli 2025. “Sesungguhnya tidak ada hubungan tarif impor dengan keanggotaan BRICS,” ucap juru bicara Kepresidenan itu.
BRICS merupakan kelompok negara-negara seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. BRICS bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik di antara negara-negara anggotanya, serta menjadi penyeimbang kekuatan ekonomi negara-negara maju.
Presiden Donald Trump melontarkan ancaman tarif tambahan 10 persen kepada negara-negara anggota BRICS ketika para pemimpin negara-negara BRICS, termasuk Indonesia, berkumpul di Rio de Janeiro, Brasil. BRICS berkumpul dalam pertemuan puncak tahunan mereka pada Ahad, 6 Juli 2025. Indonesia saat itu menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS perdananya sebagai anggota penuh.
Donald Trump menyebut kebijakan kelompok ekonomi BRICS merupakan kebijakan anti-Amerika Serikat. “Tidak akan ada pengecualian untuk kebijakan ini,” tulis Trump melalui platform media sosial miliknya, Fact Social, Ahad, 6 Juli 2025.
Dalam unggahan terpisah, Presiden Trump mengumumkan, surat pemberitahuan tarif atau kesepakatan dagang dengan berbagai negara di dunia akan mulai dikirimkan pada Senin, 7 Juli 2025, pukul 12.00 waktu Washington atau pukul 23.00 WIB.
Lewat surat bertanggal 7 Juli 2025 yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto, Trump menetapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk Indonesia. Surat itu diunggah Trump melalui media sosial Fact Social pada Selasa, 8 Juli 2025 waktu Indonesia. “Mulai 1 Agustus 2025, kami hanya akan mengenakan tarif sebesar 32 persen untuk semua produk Indonesia yang dikirimkan ke AS, terpisah dari tarif sektoral,” tulis Trump dalam surat itu.
Menurut Trump, tarif 32 persen masih tergolong kecil dibandingkan jumlah yang dibutuhkan untuk menyeimbangkan defisit perdagangan dengan Indonesia. Sebelumnya, Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat atau United States Industry Consultant (USTR) mengklaim perdagangan Amerika dengan Indonesia mengalami defisit hingga US$ 17,9 miliar pada 2024. Angka ini naik 5,4 persen atau US$ 923 juta dari tahun 2023.
Trump juga menyebut akan meningkatkan tarif impor bila Indonesia memutuskan meningkatkan tarifnya. Dia juga mengungkapkan syarat bagi Indonesia agar tidak dijatuhi tarif. Presiden Trump menyatakan,Indonesia dapat dikecualikan dari penerapan tarif impor jika bersedia membangun fasilitas produksi di Amerika Serikat. “Tidak akan dikenakan tarif apabila Indonesia atau perusahaan dari negara Anda memutuskan untuk membangun atau memproduksi barang di Amerika Serikat,” tulis Trump dalam surat resmi berkop Gedung Putih yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Bahkan, kata Trump, Amerika akan memastikan segala proses berjalan cepat atau dalam hitungan minggu bila Indonesia memutuskan untuk menjalankan produksi di Amerika. Bersamaan dengan pengumuman tarif tersebut, Trump juga mengumumkan penundaan pemberlakuan tarif diperpanjang hingga 1 Agustus 2025. Sebelumnya, Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif resiprokal Amerika selama 90 hari yaitu hingga 9 Juli 2025.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada pekan ini tengah berada dalam perjalanan ke Washington D.C., Amerika Serikat, untuk menegosiasikan tarif tersebut. Dia langsung menuju Amerika dari Rio de Janeiro seusai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi BRICS di Brasil pada 7 Juli 2025.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Perekonomian Haryo Limanseto menjelaskan, strategi utama yang dibawa adalah meyakinkan Amerika Serikat bahwa Indonesia merupakan mitra dagang yang strategis. “Dalam strategi terbaru ini, Pak Menko akan menekankan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat strategis berkat kekayaan sumber daya alam yang dimiliki,” ujar Haryo dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu, 9 Juli 2025.