Hari Pertama MPLS Sekolah Rakyat, Wali Murid: Seperti Mondokin Anak
TEMPO.CO, Bogor – Calon peserta didik sekolah rakyat sudah berdatangan di Sentra Terpadu Intan Soeweno Kementerian Sosial, dulu namanya Balai Besar Vokasional khusus penyandang disabilitas Cibinong, Kabupaten Bogor. Para peserta yang diantar langsung oleh orang tuanya, hendak mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dibuka oleh Menteri Sosial RI, Syaifullah Yusuf alias Gus Iful.
Sejak pukul 6.00 WIB, wali dan calon siswa tiba dengan membawa tas, koper atau goodie bag yang berisi pakaian atau bekal yang disiapkan dari rumah. Para siswa dibekali oleh orang tuanya, karena selama masa pembelajaran penuh mereka akan tinggal di asrama yang disiapkan oleh kementerian sosial. Orang tua siswa diperbolehkan menjenguk anaknya di waktu yang sudah ditentukan atau waktu libur akhir pekan.
“Nyekolahin anak di sini, serasa kita kaya mondokin anak karena mereka akan tinggal di asrama. Di hari minggu atau libur akhir pekan orang tua diperbolehkan menjenguk,” kata Ahmad Rojaj, 55 tahun asal Kota Bogor seusai mengikuti seremoni pembukaan MPLS Sekolah rakyat di Karadenan, Cibinong. Senin, 14 Juli 2025.
Rojaj mengatakan putra tunggalnya ikut MPLS sekolah rakyat untuk jenjang menengah pertama atau SRMP, setingkat SMP. Hal pertama yang disiapkan Rojaj di hari pertama anaknya masuk asrama sekolah rakyat, adalah menyiapkan psychological karena harus berpisah dengan anak yang biasanya tinggal bareng di rumah.
Namun meski harus terpisah, Rojaj menyebut dengan keterbatasan diri dan ekonominya dia bersyukur anaknya bisa melanjutkan pendidikan tanpa biaya di sekolah rakyat. Terlebih setiap harinya, semua siswa di sekolah rakyat ditanggung makan sebanyak tiga kali dan diberi hidangan makanan ringan dua kali yang sesuai dengan kebutuhan gizinya.
“Jujur dengan sekolah ini, kita sebagai orang tua sangat terbantu. Saya hanya buruh kasar di pasar Bogor dan istri saya ibu rumah tangga. Hal pertama yang saya siapkan adalah psychological melepas anak di sini,” kata Rojaj.
Salah seorang wali asuh atau guru menyebut, MPLS sekolah rakyat akan berlangsung selama dua pekan. Akhir pekan pertama, wali atau orang tua siswa diperbolehkan untuk menjenguk anaknya. Namun, selama waktu pembelajaran atau masa sekolah siswa tidak diperkenankan pulang ke rumah karena di akhir pekan pun ada kegiatan ekstrakurikuler.
“Complete ya, selama masa sekolah semua siswa tinggal di asrama. Ada waktunya untuk orang tua berkunjung, kita siapkan ruang dan waktunya. Kalau masa libur sekolah, mungkin diperkenankan untuk pulang ke rumah hingga waktu kembali lagi ke sekolah,” ucap perempuan berkerudung itu yang enggan menyebutkan nama.