Logo

Agar Jemaah Lansia Tetap Sehat Saat Ibadah Haji atau Umrah


MENTERI Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan anggota jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi pada tahun ini mencapai 447 jiwa. Menurut dia, dengan angka tersebut, Indonesia menjadi penyumbang terbanyak anggota jemaah haji yang meninggal dalam pelaksanakan ibadah haji 2025.

“Raja (Arab Saudi) menyampaikan Indonesia jadi kontributor terbesar, yaitu 14 persen dari general jemaah haji yang wafat di Arab Saudi,” kata Menag dalam penutupan operasional penyelenggaraan haji 2025 di Jakarta pada Senin, 14 Juli 2025.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Mohammad Imran mengatakan, selama proses penyelenggaraan ibadah haji, general jemaah Indonesia yang dirawat inap di Arab Saudi mencapai 1.710 orang. Imran menyebutkan analysis tertinggi ialah pneumonia, diabetes melitus, dan penyakit paru obstruktif kronis.

“Lalu information farmasi tercatat sebanyak 12.396 layanan menunjukkan pemakaian obat terbanyak berasal dari pill flu batuk kombinasi,” kata Imran dalam keterangan resmi pada Sabtu, 12 Juli 2025.

Saat operasional penyelenggaraan haji memasuki hari ke-39 pada 8 Juni 2025, petugas PPIH Arab Saudi mencatat ada 175 anggota jemaah Indonesia yang wafat. Seperti dikutip dari situs internet Kemenag, Imran menjelaskan ada beberapa penyakit yang umum diderita anggota jemaah haji Indonesia yang wafat, yaitu jantung, pernapasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat.

Lantas apa yang perlu disiapkan jemaah calon haji Indonesia, terutama para lansia, agar tetap bugar saat menjalankan ibadah haji?

Pentingnya Vaksin RSV bagi Jemaah Calon Haji Lansia

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan vaksin Respiration Syncytial Virus (RSV) sangat penting bagi jemaah calon haji usia lanjut atau lansia yang akan berangkat ibadah haji atau umrah ke Tanah Suci. Vaksin ini digunakan mencegah penyakit saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus RSV.

“Vaksinasi RSV menjadi penting terutama untuk pasien dengan komorbid dan kelompok rentan lainnya. Hal ini dikarenakan infeksi RSV dapat menyebabkan pneumonia dan bronkiolitis berat, terutama pada kelompok risiko tinggi seperti lansia dan individu dengan penyakit kronis,” kata Tjandra dalam temu media di Jakarta pada Rabu, 16 Juli 2025, seperti dikutip dari Antara.

Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara itu mengatakan kini baik vaksin RSV, pneumonia, maupun influenza sudah masuk ke dalam rekomendasi vaksinasi yang dapat diberikan kepada jemaah calon haji dan umrah. Sementara untuk vaksinasi meningitis telah menjadi bagian dari persyaratan wajib bagi jemaah.

Bagi jemaah calon haji dan umrah, kata dia, vaksin RSV direkomendasikan akibat tingginya risiko penularan di lingkungan padat seperti saat umrah. Vaksin ini dianggap memiliki urgensi yang tinggi, bahkan masuk ke dalam program imunisasi nasional di Arab Saudi untuk populasi lansia.

Sebab, RSV menjadi salah satu penyakit yang banyak ditemukan di Arab Saudi, tetapi sulit untuk mendiagnosis pasien karena gejalanya mirip dengan infeksi pernapasan lain.

Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini, gejalanya meliputi hidung tersumbat, batuk, dan demam ringan. Gejala yang timbul menyerupai infeksi saluran pernapasan yang disebabkan mikroorganisme lain sehingga diagnosisnya sulit dilakukan dan banyak dari mereka tidak menyadari gejala yang dialami disebabkan oleh RSV.

Pengamat kesehatan ini menuturkan infeksi RSV juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah seperti pneumonia sehingga harus dirawat di Unit Perawatan Intensif (ICU), menggunakan ventilator, hingga kematian. Belum tersedia pengobatan khusus RSV untuk orang dewasa, kata dia, sehingga vaksinasi menjadi sangat penting.

Karena itu, Tjandra meminta agar kesehatan lansia ketika menjalani umrah perlu ditingkatkan. Sebab, seiring bertambahnya usia, sistem fungsi kekebalan tubuh menurun secara alami. Kondisi ini dikenal sebagai Age-Comparable Decline in Immunity atau ARDI.

“Penurunan ini membuat lansia menjadi lebih rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi saluran napas seperti RSV, influenza, dan Covid-19 dan secara khusus untuk RSV yang merupakan virus pernapasan yang tersebar luas namun masih awam bagi masyarakat,” ujarnya.

Risiko Penyebaran Penyakit di Negara Empat Musim

Adapun vaksinolog Dirga Sakti Rambe menuturkan beribadah haji atau umrah sama seperti liburan bersama keluarga atau perjalanan ke negara empat musim yang meningkatkan risiko penyebaran penyakit.

“Sebagai contoh, ketika menggunakan transportasi umum seperti pesawat, bus, atau kereta dan fasilitas umum tertutup lainnya. RSV dapat menyebar melalui inhalasi droplet pernapasan atau kontak dengan sekresi pernapasan dari orang yang terinfeksi,” kata Dirga.

Jika lansia terinfeksi maka dapat terjadi efek sedang hingga berat seperti terkena pneumonia atau bronkiolitis. Orang yang kemudian melakukan kontak erat atau serumah dengan pasien RSV dapat enam kali lebih besar tertular RSV.

Dirga melanjutkan rata-rata waktu yang diperlukan untuk pengobatan RSV adalah tujuh hari untuk rawat inap dan tiga hari pada kunjungan IGD atau rawat jalan. Bagi kelompok lansia di atas 75 tahun, RSV dapat menyebabkan pasien yang lepas perawatan rumah sakit memerlukan perawatan profesional lanjutan di rumah.

“Kita harus mulai memandang vaksinasi bukan hanya sebagai perlindungan particular person, tetapi juga sebagai upaya kolektif untuk mencegah penularan di populasi besar, seperti saat ibadah umrah. Makin banyak jemaah yang terlindungi sejak awal, makin kecil pula risiko terjadinya kondisi berat yang memerlukan perawatan selama di Tanah Suci,” katanya.

AMPHURI Beberkan Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Jemaah

Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) menyatakan ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan jemaah calon haji atau umrah baik sebelum maupun ketika dalam perjalanan.

“Tiap tahunnya penanganan terhadap jemaah lansia menjadi tantangan tersendiri khususnya dalam aspek kesehatan, mengingat kondisi mereka yang rentan. Oleh karena itu, kesiapan religious dan fisik harus dipersiapkan secara seimbang,” kata Ketua Bidang Kesehatan AMPHURI Endy M. Astiwara dalam temu media di Jakarta, Rabu.

Adapun faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan jemaah, kata dia, adalah perbedaan kondisi lingkungan di Arab Saudi. Misalnya, suhu udara yang sangat panas atau dingin, kering dan rendahnya kelembapan udara, debu beterbangan dan tanah berpasir, hingga kondisi geografi dan iklim di sana. Kepadatan ekstrem saat beribadah juga dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi di antara sesama jemaah.

Berada dalam ruangan tertutup seperti pesawat selama lebih dari 8 jam juga bisa jadi faktor lainnya. Selama berada di dalam pesawat, jemaah rentan terhadap penularan virus.

Faktor berikutnya adalah jadwal ibadah yang padat dan durasinya jauh berbeda dari kebiasaan harian di Indonesia. Sebagai bentuk antisipasi sejak awal, Endy menyarankan agar jemaah calon haji atau umrah memeriksakan kesehatannya secara maksimal empat pekan sebelum keberangkatan untuk mengetahui kesiapan tubuh. Jika ada masalah, segera konsultasikan pada dokter supaya tidak mengganggu ibadah.

Dia mengatakan jemaah juga perlu berdiskusi dengan dokter dengan vaksinasi yang tepat. Cuaca ekstrem, kerumunan dan lamanya waktu ibadah memungkinkan penyebaran penyakit tinggi khususnya penyakit yang menular melalui udara seperti RSV.

Endy menekankan vaksinasi jadi upaya preventif untuk melindungi diri dari penyakit agar ibadah jadi lebih aman dan nyaman. Berikutnya, jemaah calon haji dan umrah tidak boleh lupa menyiapkan obat yang dibutuhkan untuk perjalanan. Pastikan pula membawa kelengkapan dokumen seperti riwayat kesehatan dan diletakkan dalam satu tas khusus agar mudah dicari saat dibutuhkan.

Dede Leni Mardianti dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Ketika Upacara HUT Ke-80 RI Akan Digelar di Jakarta, Bukan IKN

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *