Logo

Bagaimana Kans PSI Lolos ke Senayan pada 2029 di Bawah Trah Jokowi


TEMPO.CO, Jakarta – Kaesang Pangarep terpilih lagi menjadi Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk periode 2025 hingga 2030. Putra bungsu mantan presiden Jokowi itu unggul perolehan suara dari dua calon lainnya di pemilihan raya partainya.

Logo

Berdasarkan hasil pemilihan secara elektronik, Kaesang memperoleh suara sebesar 65,28 persen. Sedangkan Ronald Aristone Sinaga dan Agus Mulyono Herlambang masing-masing mendapat perolehan suara 22,23 persen dan 12,49 persen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam pidato kemenangannya, Kaesang menyampaikan janjinya untuk membawa PSI lolos ke Parlemen, Senayan pada 2029. “Ingat, di 2029 nanti kami akan menjadi partai yang diperhitungkan,” ujar dia dalam Kongres PSI di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 19 Juli 2025.

Kaesang optimistis di periode kedua kepemimpinannya bisa membawa partai berlogo gajah itu masuk ke Senayan. Menurut dia, kini ia memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan strategi sebelum bertarung di Pemilu 2029.

Terpilihnya putra Jokowi ini mendapat respons dari pendiri PSI, Jeffrie Geovanie. Dia menilai nasib partai yang berdiri pada 2014 ini memang ditentukan oleh Jokowi dan keluarganya.

“Saya bilang ke anggota PSI, kalau kalian tidak dapat anaknya Jokowi atau menantu Jokowi atau Jokowi sendiri, kami akan tutup partai ini,” kata Jeffrie dalam pembukaan Kongres PSI.

Dia menceritakan elektabilitas partainya sebelum anak Jokowi bergabung ke PSI pada 2023. Kala itu berdasarkan survei, tingkat elektabilitas PSI di bawah 0,5 persen.

Menurut dia, rendahnya elektabilitas PSI menjelang Pemilu 2024 menunjukkan bahwa partainya tidak mendapat kepercayaan masyarakat. Salah satu strategi untuk mendongkrak elektabilitas partai saat itu, kata dia, dengan merayu Jokowi ataupun keturunannya untuk bergabung ke PSI.

Kala itu hanya Kaesang yang bersedia masuk jadi bagian PSI. Sedangkan Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka tetap sebagai kader PDIP sebelum akhirnya didepak.

Dalam Kongres PSI, Jokowi mewanti-wanti kepada seluruh kader PSI untuk bekerja keras. Menurut dua, cita-cita masuk ke Senayan merupakan hal mutlak. “Masuk Senayan (di 2029) jangan dijadikan target, tapi harus,” ujarnya, Sabtu, 19 Juli 2025.

Dia juga mengatakan bakal mendukung penuh PSI. Namun Jokowi belum menjelaskan secara gamblang dukungannya itu karena dia akan segera bergabung atau lantaran anaknya memimpin partai tersebut. 

Peneliti Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional Siti Zuhro menilai PSI tak boleh hanya mengandalkan figur nasional untuk bisa lolos ke Senayan pada 2029. Menurut dia, capaian itu hanya tergantung kepada bagaimana PSI mampu membangun infrastruktur politiknya sendiri.

“Untuk menang dalam Pemilu, PSI tak bisa hanya mengandalkan swing voters. Juga tak bisa mengandalkan sosok semata,” katanya saat dihubungi pada Ahad, 20 Juli 2025.

Dia pun menyinggung sikap Jokowi yang memberi sinyal bakal mendukung PSI. Siti menilai pernyataan itu tidak serta-merta memengaruhi elektoral secara signifikan.

“Mengandalkan Jokowi sebagai pendongkrak elektoral tidak terlalu menjanjikan,” ucap pengamat politik ini.

Bahkan ketika Jokowi masih menjadi presiden, PSI yang kerap memperkenalkan diri sebagai partai Jokowi gagal lolos ke Senayan pada Pemilu 2024 lalu. Apalagi, kata dia, kini Jokowi sedang menghadapi berbagai polemik. Mulai dari persoalan ijazah hingga tuntutan pemakzulan terhadap putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden.

“Saat ini juga bandul kekuatan politik sudah mengarah ke Presiden Prabowo Subianto,” ujar Siti.

Karena itu, dia menilai, seharusnya PSI tidak menjadikan Jokowi dan trahnya sebagai strategi untuk membawa lolos ke Senayan. “Tokoh yang dijadikan panutan setidak-tidaknya diakui secara integritas dan kompeten,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan partai politik sudah semestinya menciptakan infrastruktur yang kuat untuk membangun basis massa politiknya sendiri. Namun untuk menciptakan infrastruktur ini membutuhkan waktu yang tidak sedikit. “Untuk membangun partai politik berarti membangun kepercayaan,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan pengaruh Jokowi di PSI lebih besar dibanding Kaesang. Menurut dia, Jokowi merupakan magnet utama partai berlogo gajah tersebut. 

“Meski Kaesang ketua umum partai, tapi napas dan ideologi politik PSI kiblatnya ke Jokowi,” kata Adi saat dihubungi pada Ahad, 20 Juli 2025.

Dengan kondisi itu tidak menutup kemungkinan pergerakan PSI di masa mendatang bakal diorkestrasi oleh Jokowi. Terlebih lagi, ujarnya, Jokowi telah menyematkan dukungannya ke partai yang dipimpin putra bungsunya tersebut.

Septia Ryanthie berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *