Selain untuk Sekolah, KJP Plus Juga Bantu Dapur Warga
INFO NASIONAL – Selama beberapa pekan terakhir, sejumlah lokasi yang ditunjuk oleh Perumda Pasar Jaya dipadati antrean warga. Mayoritas mereka adalah para ibu yang berupaya mendapatkan paket sembako murah khusus untuk pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus.
Bantuan sembako bersubsidi ini adalah satu dari berbagai manfaat tambahan yang bisa dinikmati oleh penerima KJP Plus. Selain bantuan rutin untuk kebutuhan sekolah, pemegang KJP Plus bisa menggunakan transportasi umum dengan tarif nol rupiah, serta akses gratis ke sejumlah tempat wisata edukatif milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, seperti Ragunan, Monas, TMII, hingga Jakarta Aquarium.
Namun, di tengah harga kebutuhan pokok yang terus naik, sembako murah menjadi manfaat KJP Plus yang paling dicari. Bukan hanya meringankan beban belanja bulanan, tapi juga bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap keluarga dengan penghasilan terbatas.
Pemprov DKI Jakarta menyediakan sembako bersubsidi melalui mekanisme antrean online di situs https://antrianpanganbersubsidi.pasarjaya.co.id/. Pendaftaran dibuka setiap hari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB. Warga yang berhasil mendapat tiket dapat mengambil sembako pada H+1 atau satu hari setelah pendaftaran di lokasi Pasar Jaya atau Jakmart yang telah mereka pilih sebelumnya.
Untuk pengambilan, warga harus membawa fotokopi Kartu Keluarga (KK), KJP asli, dan memastikan saldo pada kartu mencukupi. Syarat penting lainnya adalah tidak membawa anak di bawah usia 12 tahun ke lokasi pengambilan.
Demi mendapatkan paket sembako murah, Martina, rela berulang-kali mencoba daftar secara daring. Ia nyaris sepekan terus mencoba hingga memperoleh kuota. “Karena yang daftar ratusan, sedangkan kuota tiap hari terbatas hanya sekitar 60 tiket saja,” ujarnya kepada Tempo, Jumat, 18 Juli 2025.
Beruntung, begitu Martina mendapat tiket, ia datang sejak pukul 6 pagi sehingga jadi orang pertama yang mengambil sembako. “Alhamdulillah tadi yang antre baru lima orang, jadi cepat sekali, tidak sampai setengah jam sudah bisa pulang,” ucapnya.
Perumda Pasar Jaya sebenarnya menyediakan sejumlah lokasi pengambilan sembako murah di dekat kediaman Martina. Antara lain di Pasar Induk Kramat Jati dan sejumlah Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Beberapa kantor kelurahan juga dijadikan tempat penyaluran, salah satunya di Kantor Kelurahan Susukan, Jakarta Timur. Kendati berbeda kelurahan, Martina lebih memilih tempat terakhir karena cukup ditempuh dengan berjalan kaki.
“Kalau ke RPTRA cukup jauh, mesti naik angkot lagi,” sergahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun paket sembako yang ia tebus cukup banyak, mulai dari telur, susu, ayam, dan ikan.
“Harganya jauh di bawah pasar. Misalnya ikan kembung 1 kg hanya Rp 14.000, padahal kalau di pedagang lebih dari Rp 40.000,” kata dia.
Sejumlah warga penerima dana bantuan Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus membeli sembako bersubsidi di gerai Pasar Jaya Kantor Kelurahan Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat, 25 April 2025. Dok. Pemprov DKI Jakarta
Sebagai ibu yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga (ART) dan membesarkan empat anak, sembako subsidi dari Pemprov DKI Jakarta sangatlah membantu.
“Kami sekeluarga bisa makan yang bagus (bergizi), karena itu terima kasih banget sudah diperhatikan oleh pemerintah dan sudah bertahun-tahun kami merasa terbantu,” tuturnya.
Martina memanfaatkan sembako bersubsidi berkat anaknya, Aqilla, siswa SMK 58 Jakarta Timur, yang menjadi penerima KJP Plus. “Sudah sejak sekolah dasar saya terdaftar,” ucap remaja penggemar K-pop ini.
Di sekolah, Aqilla mengambil jurusan Desain Komunikasi Visual atau DKV. “Maka itu, uang dari KJP Plus sejak bertahun-tahun saya tabung agar sekarang bisa membeli laptop, karena sangat dibutuhkan untuk belajar,” ucapnya.
Aqilla adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak tertua merupakan lulusan Universitas Indonesia dari jalur Bidik Misi—beasiswa dari pemerintah pusat, sedangkan kakak kedua saat ini kuliah di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta dan menjadi penerima Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU). Adapun usia yang paling bungsu masih balita dan belum bersekolah.
Martina mengaku sangat terharu melihat keberhasilan tiga anaknya mendapat bantuan pemerintah. Gajinya sebagai ART pastinya tidak cukup jika harus membiayai sekolah, terlebih pekerjaan suaminya tidak menentu, hanya mendapat upah ketika membantu orang lain.
“Sekali lagi, saya hanya bisa bersyukur Tuhan sudah begitu baik beri rezeki lewat pemerintah yang mengulurkan bantuannya,” kata dia.
Nasib Faizah dan anaknya, Aisyah, kurang beruntung dibanding Martina dan Aqilla. Pasalnya, Aisyah yang saat ini tengah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMK Negeri 17 Jakarta Barat, belum mendapat kepastian apakah statusnya berlanjut sebagai penerima KJP Plus.
“Apalagi, saat kelas 9 di SMP, sejak Oktober 2024 sampai Maret 2025 namanya sempat hilang sebagai penerima KJP Plus. Beruntung saat April kemarin saya coba cek, namanya muncul lagi dan akhirnya bisa kembali menerima bantuan. Hasil tabungan dari dana pencairan KJP Plus selama beberapa bulan bisa untuk beli seragam,” tutur Faizah.
Ia mengaku sempat bingung dan bertanya ke sejumlah pihak, namun disarankan untuk bersabar menanti pemerintahan baru berjalan di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung dan wakilnya, Rano Karno. “Sekarang sudah bisa bersyukur lagi,” ucap Faizah, “Semoga tetap muncul lagi jadi penerima KJP Plus saat sekarang sudah SMK.”
Salah satu manfaat tambahan yang ia rasakan tentunya dapat memperoleh sembako bersubsidi. “Walau kemarin mengantre dan kehabisan telur, saya tetap bersyukur. Nanti akan coba daftar lagi sampai dapat apa yang kita butuhkan,” katanya.
Pemprov DKI melalui Perumda Pasar Jaya memang tidak membatasi pengambilan sembako murah untuk satu kali kedatangan saja. Selama penerima manfaat belum mendapatkan komoditas yang diinginkan karena kehabisan, mereka tetap dapat membeli lagi di hari berikutnya.
Mengutip Gubernur Pramono Anung pada akhir Juni silam, manfaat tambahan KJP Plus telah menjadi salah satu misinya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Jakarta.
“Karena KJP itu manfaatnya bukan hanya kepada siswa, tetapi mohon maaf, juga kepada keluarga yang tidak mampu. Karena mereka bisa membeli daging, membeli beras, makanan dan sebagainya,” ucap Pramono.
Kabar baiknya, Pemprov DKI Jakarta bersama DPRD telah menyepakati penambahan anggaran untuk program KJP Plus dalam APBD Perubahan 2025. Penambahan ini mencapai lebih dari Rp 1 triliun, sehingga total anggaran KJP Plus dan KJMU kini mencapai sekitar Rp 3,33 triliun.
Dengan tambahan anggaran tersebut, jumlah penerima KJP Plus ditargetkan meningkat dari sekitar 445 ribu menjadi lebih dari 700 ribu pelajar. Dukungan ini diharapkan dapat memperluas manfaat KJP Plus, tak hanya untuk kebutuhan sekolah, tetapi juga bantuan pangan bergizi yang sangat dibutuhkan oleh keluarga penerima manfaat. (*)