Legislator PKB Desak Aparat Usut Tragedi Maut Resepsi Pernikahan Anak Dedi Mulyadi
TEMPO.CO, Jakarta — Anggota Komisi III DPR Abdullah mendesak aparat hukum mengusut tuntas kasus tewasnya tiga orang dalam resepsi pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai insiden tersebut sangat memprihatinkan dan tidak boleh dibiarkan tanpa kejelasan.
“Kematian tiga orang dalam acara resepsi pernikahan ini adalah tragedi yang tidak bisa dianggap biasa. Aparat kepolisian harus segera mengungkap penyebab pasti peristiwa ini dan memastikan ada pertanggungjawaban hukum,” kata Abdullah, dalam keterangan di situs resmi DPR pada Senin, 21 Juli 2025.
Abdullah meminta penyelidikan dilakukan secara transparan dan profesional, tanpa ada intervensi dari mana pun. Dia menekankan, penegakan hukum harus berjalan sesuai prosedur agar masyarakat tidak kehilangan kepercayaan terhadap aparat. “Ini bisa menjadi pembelajaran agar ke depan ada standar pengamanan dan keselamatan yang lebih ketat. Nyawa manusia tidak boleh dikorbankan hanya karena kelalaian,” katanya. Abdullah berharap kasus ini segera dituntaskan sehingga memberikan keadilan bagi keluarga korban.
Putra Dedi Mulyadi yang dimaksud oleh Abdullah adalah Maula Akbar Mulyadi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat. Peristiwa maut itu terjadi dalam acara pernikahan Maula dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina pada Jumat, 18 Juli 2025.
Maula dan Luthfianisa Putri Karlina menggelar pesta rakyat dan acara makan bersama warga. Acara itu dihadiri sekitar 10 ribu orang dan menyebabkan 30 korban, terdiri dari 3 meninggal dan 27 luka-luka.
Korban jiwa adalah Vania Aprilia, 8 tahun; Dewi Jubaedah, 61 Tahun; dan anggota polisi, Bripka Cecep Saeful Bahri, 39 tahun. Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban diduga kehabisan oksigen saat berdesakan di pintu gerbang gedung Pendopo, bagian barat.
Tubuh mereka dilaporkan terinjak-injak pengunjung lainnya. Jumlah warga yang hadir untuk makan bareng itu diperkirakan mencapai 10 ribu orang, hingga memenuhi lapangan Alun-alun kota Garut dan jalan Kabupaten, Kecamatan Garut Kota.
Atas kejadian nahas itu, kedua pengantin meminta maaf kepada warga Garut. Mereka pun mendatangi kediaman korban tewas dan memberikan uang santunan. “Silakan polisi periksa semuanya. Walaupun saya diperiksa. Saya siap diperiksa,” ujar Luthfianisa.
Polres Garut telah memeriksa 10 saksi tragedi maut di pesta pernikahan putra Dedi Mulyadi dengan putri Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto itu. Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Garut Ajun Komisaris Joko Prihatin mengatakan, saksi yang sudah diperiksa berasal dari Satpol PP, tim kesehatan, dan Match Organizer (EO). “Semua yang ada di lokasi kejadian sudah kami mintai keterangan,” ujarnya di Mapolres Garut, Senin, 21 Juli 2025.
Joko enggan membeberkan hasil pemeriksaan para saksi. Menurut dia, kasus ini telah dilimpahkan ke Polda Jawa Barat. Polres Garut hanya akan membantu bila diperlukan. “Pelimpahan kasus ini atas perintah Pak Kapolda langsung,” ujar Joko.
Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Rudi Setiawan memimpin langsung proses olah tempat kejadian perkara hingga Sabtu dini hari, 19 Juli 2025. Ia mengecek gerbang barat pendopo yang menjadi awal warga berdesakan demi mendapat makanan free of charge.