Bamsoet Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi di Indonesia
INFO NASIONAL – Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendukung penandatanganan nota kesepahaman atau MoU antara Universitas Wahid Hasyim Semarang, Universitas Perwira Purbalingga, dan Universitas Terbuka dalam meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Menurutnya, kerja sama dengan membangun sinergi dan kolaborasi antar entitas pendidikan tinggi telah menjadi sebuah keniscayaan, di tengah kompleksnya tantangan dalam dunia pendidikan tinggi.
“Saya berharap penandatanganan MoU pada hari ini tidak hanya bersifat simbolis, namun menjadi titik tumpu dan momentum penting bagi ketiga universitas tersebut untuk bersama meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia,” ujar Bamsoet usai menyaksikan secara bold penandatanganan MoU antara entitas pendidikan tinggi tersebut, pada Senin, 26 Agustus 2024.
Bamsoet menjelaskan, saat ini, masih ada beberapa tantangan di dunia pendidikan Indonesia. Seperti masih rendahnya angka partisipasi kasar lulusan SMA yang melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
Menurutnya, akses pendidikan, termasuk pendidikan tinggi seharusnya mudah dijangkau oleh masyarakat. Ia menilai, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan bernegara, sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi. “Tantangan kedua adalah kesenjangan relevansi dan kompetensi lulusan perguruan tinggi dalam menjawab kebutuhan pasar tenaga kerja.,” katanya.
Iklan
Menurut Bamsoet, ketimpangan antara implementasi sistem pendidikan dengan realitas tuntutan dunia kerja harus diselaraskan lewat pembenahan kurikulum dan metode pembelajaran, peningkatan kualitas tenaga pendidik, dan penyediaan fasilitas pendidikan yang memadai sesuai kebutuhan zaman. Ia mengatakan, persoalan lain yang dihadapi perguruan tinggi di Indonesia terletak pada aspek kualitas. Kualitas pendidikan tinggi di Indonesia belum mencapai pada taraf standar yang diharapkan.
Menurutnya, ini tercermin dari 100 kampus terbaik di dunia versi International College Scores, hanya ada lima negara Asia yang tercantum di dalamnya, yaitu China, Singapura, Jepang, Hong Kong, dan Korea Selatan. Jika dibandingkan saat ini, kampus yang dianggap terbaik di Indonesia, hanya menduduki urutan ke-537 di dunia. “Berbagai gambaran di atas mengisyaratkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan,” kata Bamsoet.
Bamsoet menilai, peningkatan kualitas pendidikan tinggi akan menjadi salah satu pendongkrak parameter untuk menggenjot nilai Indeks Pembangunan Manusia dan Indeks Inovasi World Indonesia yang saat ini masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga di ASEAN. (*)