Profil Andra Soni yang Batal Diusung Golkar di Pilgub Banten
TEMPO.CO, Jakarta – Partai Golongan Karya atau Golkar memutuskan untuk mengusung Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Banten 2024. Hal ini sekaligus memastikan batalnya dukungan terhadap Andra Soni-Dimyati Natakusumah di Pilkada Banten.
Dukungan terhadap Airin – Ade resmi diberikan oleh Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia di kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Golkar, Jakarta Barat pada Selasa, 27 Agustus 2024.
“Dan saya pikir kita Ibu Airin adalah rumah besar Partai Golkar. Dan Ibu Airin adalah anak kandung dari Partai Golkar. Sebagai ibu daripada anak yang melahirkan dan membesarkan rasanya tidak pas kalaupun dia tidak diantarkan oleh ibu kandungnya untuk ikut berpindah ke sini,” ujar Bahlil.
Sebelumnya, Golkar mengusung Andra Soni-Dimyati Natakusumah sebagai bakal cagub dan cawagub Banten. Bahkan, Andra-Dimyati sudah menerima formulir B1-KWK dari Golkar sebagai salah satu syarat pencalonan ke KPU Banten.
Lantas, bagaimana profil Andra Soni, Politikus Gerindra yang batal dapat dukungan Golkar di Pilgub Banten? Berikut informasi selengkapnya.
Profil Andra Soni
Andra Soni merupakan Politikus Partai Gerindra yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Dia lahir di Payakumbuh pada 12 Agustus 1976 silam.
Melansir dari laman DPRD Provinsi Banten, Andra bercerita bahwa dulu dia lahir di keluarga yang kurang beruntung secara ekonomi. Orangtuanya bekerja sebagai petani di desa dengan penghasilan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan keluarga.
Suatu ketika, penghasilan dari bertani tidak lagi mencukupi untuk kebutuhan keluarga. Orangtua Andra memutuskan merantau ke Pekanbaru, Riau, untuk menjadi seorang kuli bangunan. Andra pun ikut dibawa meski saat itu masih berusia balita.
Penghasilan sebagai kuli bangunan ternyata tak juga mampu mencukupi kebutuhan keluarga. Orangtua Andra lalu memutuskan untuk bekerja sebagai buruh tani di perkebunan sawit di Malaysia, sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Keputusan ini amat berisiko, karena orangtua Andra berangkat secara ilegal dan harus pergi secara diam-diam.
Perjalanan ke Negeri Jiran ditempuh dengan menyeberangi Selat Malaka. Andra pun mengenang perjalanan itu sebagai pengalaman yang penuh risiko, antara hidup dan mati. Meskipun di Malaysia Andra berstatus ilegal, pemerintah setempat tetap memberikan kesempatan bagi anak-anak TKI untuk mendapatkan pendidikan.
Andra kemudian masuk ke sekolah setara Sekolah Dasar (SD). Setelah lulus SD, Andra tak bisa melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) akibat terbentur kelengkapan dokumen. Dia pun kembali ke Indonesia dan tinggal bersama kakaknya di Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.
Setelah tinggal bersama kakaknya, Andra masuk ke salah satu SMP di Jakarta. Mengenyam pendidikan di sekolah yang jauh dari rumah, Andra menjalani masa sekolah dengan ekonomi pas-pasan. Bahkan, Andra kerap menginap di kediaman sejawatnya apabila kehabisan ongkos untuk pulang. Karena sering kehabisan ongkos, Andra pun ditawari untuk menginap di rumah sejawatnya itu.
Iklan
Ternyata, pemilik rumah tersebut adalah Raden Muhidin Wiranata Kusuma, putra dari Raden Aria Adipati Wiranata Kusuma yang pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri pertama Indonesia.
”Itu bapak angkat saya. Dia yang melanjutkan saya sekolah sampai saya lulus SMA,” ucap Andra dikutip Pace dari laman resmi DPRD Provinsi Banten, Senin, 26 Agustus 2024.
Setelah lulus SMA, Andra memutuskan untuk bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Dia pun mengumpulkan gajinya untuk mendaftar kuliah di STIE Bhakti Pembangunan program Degree III.
Namun di tengah jalan, perusahaan yang mempekerjakan Andra mengalami kebangkrutan akibat krisis moneter. Dia pun berpindah ke perusahaan lain dan menjadi kurir atau pengantar surat.
Kesibukan bekerja dan kuliah itu terus dilakoni Andra hingga kariernya terus meningkat dari waktu ke waktu. Mulai dari menjadi salesman, kepala cabang, hingga advertising supervisor.
Merasa memiliki pengalaman yang cukup, Andra pun bertekad untuk membangun perusahaan sendiri di bidang ekspedisi. Perlahan namun pasti, usaha keras Andra mulai membuahkan hasil. Perusahaan yang ia dirikan kini memiliki perwakilan di beberapa negara.
Setelah merasa kondisi ekonominya stabil, Andra memutuskan untuk terjun ke dunia politik pada Pemilu 2014 sebagai calon anggota legislatif dari Partai Gerindra. Dalam pemilu tersebut, Andra berhasil terpilih sebagai wakil rakyat. Partai Gerindra kemudian menunjuknya sebagai Sekretaris DPD Gerindra Banten mendampingi Desmond J Mahesa.
Andra kembali mencalonkan diri dalam Pemilu 2019 melalui partai yang sama. Setelah dinyatakan lolos, Partai Gerindra kemudian merekomendasikan Andra untuk menjadi Ketua DPRD Provinsi Banten. Dia pun dilantik pada Senin, 16 September 2019.
Lima tahun menjabat sebagai Ketua DPRD Banten, Gerindra dan Partai Demokrat resmi mengusung Andra sebagai calon gubernur untuk maju dalam Pilgub Banten 2024. Dia dipasangkan dengan kader dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dimyati Natakusumah.
SULTAN ABDURRAHMAN | DPRD PROVINSI BANTEN
Pilihan Editor: Golkar Tarik Dukungan untuk Andra Soni, Usung Airin Rachmi di Pilgub Banten 2024