Ridwan Kamil Ungkit Sudah 3 Kali Minta Maaf soal Cuitan Lama yang Viral


TEMPO.CO, Jakarta – Bakal calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengungkit kembali bahwa dia telah meminta maaf sebanyak tiga kali atas cuitan-cuitan lamanya di akun X atau dulu bernama Twitter. Sebab, cuitan lama Ridwan Kamil yang kontroversial kembali dikorek warganet dan viral sejak dia mendaftarkan diri untuk ikut Pilgub Jakarta 2024.

Ridwan Kamil menyebut, cuitan tersebut kembali diungkit setiap kali maju dalam kontestasi pemilihan. “Kalau saya salah, saya minta maaf. Saya sudah minta maaf tiga kali ya, urusan twit lama. Saya minta maaf 2013, minta maaf 2018, saya minta maaf lagi 2024, untuk hal masa lalu yang sebenarnya enggak relevan,” katanya di Lodge Swiss-Bellin Kemayoran, Jakarta Utara pada Senin, 16 September 2024. 

Salah satu cuitan Ridwan Kamil yang disoroti warganet adalah mengenai kritik atas kebijakan pemerintah serta DPR, hingga kritikan terhadap karakter warga Jakarta. “Mari kita lawan akal-akalan DPR dengan akal sehat,” tulis Ridwan Kamil di akun X pribadinya pada 2 Juli 2024, dikutip Selasa, 17 September 2024.

Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter orang Jakarta,” tulisnya lagi pada 6 Juni 2011 yang dikutip Selasa, 17 September 2024. 

Belakangan, Ridwan Kamil menyebut bahwa semua orang berubah. Eks Gubernur Jawa Barat itu mengatakan, cuitan tersebut dia tulis ketika dulu menajdi seorang social justice warrior (SJW) yang tak bahagia dengan kondisi di Indonesia. “Saya dahulu SJW. Saya tak bahagia dengan keadaan republik ini,” kata dia di Jakarta pada Sabtu, 7 September 2024.

Iklan

Perasaan tak bahagia itu, kata dia disalurkan dengan menuliskannya di media sosial X. Selain itu, kritikan dia ekspresikan dengan membentuk komunitas seperti Bandung Ingenious Town Discussion board, guna memberikan gagasan.

Ridwan Kamil menyebut, dia mulai berubah ketika sudah menjadi pejabat publik. Dia mengklaim mulai menyelesaikan masalah yang pernah dikritiknya. “Saya sebagai civil society, berbeda dengan ketika 10 tahun membereskan kebijakan-kebijakan,” ujarnya.

Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Ini Peruntukan Dana Operasional Rp 200 Juta per RW yang Dijanjikan Ridwan Kamil

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *