Aher Sebut Depok Jadi Barometer Kemenangan PKS di Pilkada Jawa Barat
TEMPO.CO, Depok – Pelaksana Harian Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Ahmad Heryawan menegaskan bahwa Depok merupakan barometer kemenangan partainya di Pilkada Jawa Barat.
Menurut Aher, sapaannya, Depok terus-menerus dipimpin PKS, bahkan sudah 4 kali dan diharapkan dapat menang kelima kalinya pada Pilkada 2024.
“Berarti kan kemenangannya konsisten, kemudian masyarakat yang memilih PKS, konsisten kan,” kata Aher usai konsolidasi tim pemenangan di Lodge Bumi Wiyata, Kecamatan Beji, Depok, Sabtu, 12 Oktober 2024.
PKS menyebut barometer karena diharapkan Depok kembali menang dalam pemilihan wali kota Depok, di Jawa Barat juga menang dengan kemenangan paling tinggi, sehingga berdampak ke kabupaten/kota lainnya.
“Sehingga Depok menang kemudian, kabupaten-kota yang lain menang, sehingga kami akan bersyukur nanti pada saatnya. Sekarang pun sudah bersyukur yaitu kami di wali kota menang di provinsi menang. Insya Allah gitu ya,” papar Aher.
Disinggung pertarungan dengan Gerindra di Jawa Barat, Aher mengaku partainya masuk dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus, bahkan pasangan lain juga ada dari KIM.
“Sehingga kami sudah berkomunikasi dengan para pihak. Pokoknya siapa pun yang menang dan insya Allah yang menangnya adalah pasangan ASIH, akan tegak lurus ya untuk pemerintah pusat, menjadi bersama-sama dalam koalisi dalam membangun masyarakat Indonesia,” ucap Aher.
Iklan
Sementara itu, Ketua DPD PKS Depok, Imam Budi Hartono mengaku siap untuk meraih kemenangan kelima di Pilkada 2024 bersama Ririn Farabi Arafiq dari Golkar, dan partai pendukung lainnya, seperti PBB dan Masyumi.
“Memang begitu, Depok menjadi barometer untuk PKS,” kata Imam.
Calon Wali Kota Depok ini pun mengaku akan berjuang bersama seluruh sumber daya di PKS dan simpatisan untuk memenangkan pasangan ASIH dan juga Imam-Ririn.
“Insya Allah Depok akan berjuang untuk pasangan ASIH 80 persen Insyaallah, sesuai dengan goal dari Pilkada Depok juga kami menang 80 persen,” ucap Imam.
Pilihan editor: Pengamat Sarankan DPR Reformulasi Alih-alih Lakukan Penambahan Komisi