Pemkot Tangsel Dorong Revitalisasi dan Digitalisasi Pasar Tradisional
INFO NASIONAL – Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan persaingan pasar ritel, Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) terus berupaya menjaga eksistensi pasar tradisional di wilayahnya. Pemkot Tangsel memahami bahwa pasar tradisional tidak hanya berfungsi sebagai pusat transaksi ekonomi, tetapi juga sebagai bagian dari budaya dan kehidupan sosial masyarakat.
Saat ini, terdapat sembilan pasar tradisional yang menjadi fokus perhatian Pemkot Tangsel, antara lain Pasar Jombang, Pasar Serpong, Pasar Bintaro, Pasar Ciputat, Pasar Jengkol, Pasar Cimanggis, Pasar Kita Pamulang, Pasar Reni, dan Pasar Gintung. Semua pasar ini dianggap penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan menjaga eksistensinya di tengah persaingan dengan pasar trendy yang semakin pesat.
Kepala Disperindag Tangsel, Abdul Aziz, menegaskan pentingnya menjaga pasar tradisional sebagai pusat ekonomi kerakyatan. “Kita punya sembilan pasar tradisional yang harus terus kita jaga dan tingkatkan eksistensinya. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama, baik pemerintah maupun para pedagang,” ujarnya, Ahad, 13 Oktober 2024.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkot Tangsel adalah revitalisasi pasar. Melalui revitalisasi, pasar tradisional yang semula dianggap kumuh, kotor, dan bau, diubah menjadi tempat yang lebih bersih, nyaman, dan tertata rapi. “Contohnya, di Pasar Ciputat, kami sedang melakukan revitalisasi agar para pedagang yang sebelumnya berjualan di luar pasar bisa masuk ke dalam space pasar,” kata Abdul Aziz. Upaya ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan, tetapi juga memastikan kelangsungan ekonomi para pedagang.
Tak hanya fokus pada fisik pasar, Disperindag Tangsel juga berusaha menjaga kualitas barang yang dijual serta memastikan harga tetap terjangkau. Pemkot Tangsel secara rutin melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok dan pengawasan alat ukur dagang melalui kegiatan tera ulang. “Kami lakukan kegiatan tera dan tera ulang setiap tahun untuk memastikan alat ukur yang digunakan oleh pedagang sesuai dengan standar, sehingga konsumen merasa terlindungi,” ujar Abdul Aziz.
Iklan
Pemanfaatan teknologi juga menjadi salah satu inovasi yang didorong oleh Pemkot Tangsel untuk para pedagang pasar tradisional. Dalam technology virtual ini, banyak masyarakat yang lebih memilih berbelanja dari rumah melalui perangkat elektronik. Untuk itu, Disperindag Tangsel mulai mendorong para pedagang agar terbuka terhadap penggunaan teknologi dalam penjualan mereka, termasuk menerima pesanan melalui platform on-line. “Kenapa tidak para pedagang mau terbuka untuk menerima pesanan on-line? Ini bisa meningkatkan penjualan mereka,” kata Abdul Aziz.
Selain itu, Disperindag Tangsel juga telah mengembangkan sistem berbasis web page yang memberikan informasi terkait harga-harga bahan pokok di pasar tradisional. Dengan adanya transparansi harga, diharapkan masyarakat dapat lebih mudah memantau fluktuasi harga dan tetap memilih pasar tradisional sebagai tempat berbelanja.
Tentu, dalam proses menjaga eksistensi pasar tradisional, Pemkot Tangsel menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam mengubah kebiasaan lama baik dari pedagang maupun pembeli. “Ada kendala karena ini menyangkut kebiasaan, tetapi dengan pendekatan yang baik, kami yakin bisa mencapai tujuan untuk menjaga eksistensi pasar,” ujarnya.(*)