Tanggapan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Soal Permintaan Maaf Jokowi

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama atau PBNU Okay.H. Yahya Cholil Staquf, yang akrab disapa Gus Yahya, menilai permintaan maaf Presiden Joko Widodo alias Jokowi kepada seluruh masyarakat di akhir masa jabatannya menunjukkan dia sebagai pemimpin yang baik.

“Pak Jokowi pemimpin yang baik, saya kira seperti itu. Setelah akhir masa jabatan, mohon maaf kalau ada kesalahan,” katanya usai pelantikan jajaran pengurus Pengurus Wilayah NU Jawa Tengah di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Dia menuturkan wajar bagi setiap orang yang mengemban sebuah jabatan sebagai amanah, termasuk dirinya jika di akhir jabatan juga akan meminta maaf atas segala kesalahan dan kekurangan. Sebagai seorang manusia, kata dia, setiap pemimpin tentu memiliki kesalahan dan kekurangan, tetapi tidak kemudian menutupi kebaikan dan manfaat yang dilakukan selama masa kepemimpinannya, termasuk Jokowi.

“Tentu saja lepas dari apa pun kekurangannya, kita berterima kasih pada Pak Jokowi karena sudah melakukan banyak hal besar yang akan bermanfaat jangka panjang bagi bangsa dan negara ini,” katanya.

Gus Yahya mengakui masih banyak permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia. Hal itu menjadi tugas mereka yang melanjutkan kepemimpinan untuk menyelesaikan persoalan yang tersisa, termasuk generasi yang akan datang.

“Kita harus ikut berjuang karena ini bukan hanya urusan pemerintah, kepentingan pemerintah saja, tapi kepentingan seluruh bangsa ini,” ujar Gus Yahya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan permohonan maaf atas segala salah dan khilaf dalam menjalankan amanah sebagai Presiden RI yang diungkapkannya saat acara Dzikir dan Doa Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis malam, 1 Agustus lalu.

Dalam sambutannya, Jokowi juga mengatasnamakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk memohon maaf di hadapan ribuan undangan pada acara pembuka yang memulai rangkaian kegiatan Bulan Kemerdekaan menjelang HUT ke-79 RI tersebut.

Presiden menyadari, sebagai manusia, tentunya mereka berdua tidak mungkin dapat menyenangkan semua pihak. Presiden dan Wakil Presiden mengungkapkan keduanya tidak mungkin dapat memenuhi harapan semua pihak.

“Saya tidak sempurna, saya manusia biasa, kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Hanya milik Allah, kerajaan langit dan bumi serta apa pun yang ada di dalamnya. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,” kata Presiden.

Pilihan editor: PAN Ungkap Ketum Parpol KIM Satu Suara Soal Bacawagub di Pilgub Jakarta dan Jabar