Golkar akan Undang Parpol dari Beberapa Negara ke Simposium, Termasuk Partai Komunis Cina
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pada tahun ini berencana menggelar simposium politik internasional sebagai rangkaian peringatan HUT Ke-60 partai berlambang pohon beringin itu. Dia mengatakan Golkar akan mengundang partai-partai politik dari berbagai negara seperti Jepang, Singapura, Cina, Rusia, dan Amerika Serikat.
Airlangga mengungkapkan daftar partai yang bakal diundang Golkar, di antaranya Partai Komunis Cina (CCP), United Russia yang merupakan partai terbesar di Rusia dan pendukung utama Presiden Rusia Vladimir Putin, serta Partai Demokrat Amerika Serikat.
“Kami akan menggelar simposium partai politik secara internasional, dipimpin saudara Dave Laksono,” kata dia saat memberikan sambutan pada puncak peringatan HUT ke-46 Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) di Jakarta pada Jumat malam, 2 Agustus 2024.
AMPI adalah organisasi sayap Partai Golkar. Dalam kepengurusan organisasi itu, Airlangga menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat AMPI. Organisasi itu saat ini dipimpin oleh Jerry Sambuaga, kader Golkar yang juga Wakil Menteri Perdagangan.
“Kami akan mengundang LDP (Partai Demokrat Liberal Jepang), Partai Komunis Cina, United Russia, Partai Demokrat Amerika Serikat, partai di Singapura, dan banyak partai (dari luar negeri lainnya),” kata Airlangga menyebut beberapa partai yang bakal diundang sebagai pembicara simposium.
Menteri Koordinator Perekonomian itu menuturkan wacana mengundang perwakilan partai-partai itu merupakan cara Golkar ambil bagian dalam praktik politik bebas aktif, sekaligus upaya meningkatkan hubungan Indonesia dengan negara-negara mitra.
“Partai Golkar akan mewarnai dan Partai Golkar punya hubungan baik dengan partai-partai di luar negeri. Hubungan itu bukan hanya antarnegara, antarpemerintahan, tetapi antarpartai,“ kata Airlangga.
Dia mengatakan Al Gore, Wakil Presiden AS periode 1993-2001, rencananya juga akan diundang sebagai pembicara dalam simposium itu. Al Gore, selain dikenal sebagai pebisnis dan politikus, juga seorang aktivis lingkungan dan penerima Penghargaan Nobel Perdamaian bersama Intergovernmental Panel on Local weather Trade pada 2007. Anugerah Nobel itu diberikan karena advokasi Al Gore terhadap isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.
Airlangga juga menyebutkan isu lain yang akan turut dibahas dalam simposium yaitu perihal kecerdasan buatan (AI), juga pengalaman Indonesia bersama negara-negara ASEAN dan Indo-Pasifik menjaga stabilitas di kawasan.
“Satu-satunya kawasan yang bisa menjaga ketertiban, keamanan, dan kesejahteraan, yaitu ASEAN dan Indo-Pasifik. Bukan karena kita punya senjata besar dan banyak, tetapi karena kekuatan cushy energy dan management Indonesia di kancah international,“ kata Airlangga.
Pilihan editor: Tanggapan Ketua Umum PBNU Gus Yahya Soal Permintaan Maaf Jokowi