Kepala Adat Papua Nugini Minta Paus Fransiskus Bicara ke Perdana Menteri soal Deforestasi


TEMPO.CO, Port Moresby – Seorang kepala adat di Papua Nugini, Mundiya Kepanga, hadir dalam pertemuan Paus Fransiskus dengan pemuda dan komunitas lokal di Stadion John Guise, Port Moresby, Senin, 9 September 2024. Mundiya meminta Paus Fransiskus berbicara kepada Perdana Menteri Papua Nugini soal maraknya deforestasi.

“Saya berharap Paus bicara dengan kepala negara saya tentang nasib masyarakat adat di dataran tinggi yang tergusur karena deforestasi besar-besaran,” ucap Mundiya kepada Pace di Papua Nugini, Senin.

Mundiya adalah pemimpin Suku Tari, sebuah komunitas adat di Provinsi Hela. Dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP) 21 pada 2021 yang digelar di Paris, ia mewakili masyarakat adat untuk berbicara tentang perubahan iklim. 

Pada Juni 2024, Mundiya telah bertemu dengan Paus Fransiskus untuk pertama kalinya di Istana Apostolik, Vatikan. Ia datang bersama perwakilan komunitasnya. Mundiya kala itu juga meminta Paus untuk berbicara kepada pemerintah Papua Nugini soal lingkungan hidup. 

“Saya bilang kepada Fransiskus bahwa suara saya tidak sebesar suaramu. Saya bukan perdana menteri, bukan pejabat,” kata Mundiya. Menurut Mundiya, Fransiskus berjanji akan datang ke Papua Nugini. “Paus memberitahuku untuk menjaga budayamu, jaga hutanmu,” kata dia.

Kini ketika Paus telah mengunjungi Papua Nugini, dia berharap dapat bersalaman dengan Paus. Ia juga berharap kehadiran Paus membawa keberlanjutan komitmen pemerintah setempat untuk mengatasi masalah lingkungan hidup.

Iklan

Paus Fransiskus menyoroti pengelolaan sumber daya alam dalam bentuk tambang di Papua Nugini dalam kunjungan apostoliknya. Paus mengatakan pemanfaatan tambang harus memperhatikan kepentingan bersama.

Semua warga dapat mendorong inisiatif untuk mengembangkan sumber daya alam, menurut Paus. “Pengelolaan sumber daya alam harus mengutamakan keadilan,” kata Paus Fransiskus di Papua Nugini, Sabtu, 7 September 2024. 

Jorge Mario Bergoglio, nama asli Paus Fransiskus, menuturkan Papua Nugini dikaruniai kekayaan alam dan budaya. Negara ini memiliki 800 bahasa, ratusan pulau, dan etnis. Ia menekankan perlu adanya kesadaran untuk memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. Sebab, sumber daya alam adalah kekayaan milik masyarakat yang perlu dijaga keutuhannya. 

Uskup Roma ini berharap agar pengelolaan sumber daya alam tidak hanya untuk segelintir kelompok. “Bahkan jika para ahli dan perusahaan internasional besar harus terlibat dalam pemanfaatan sumber daya ini, masyarakat lokal perlu mendapatkan hak yang semestinya,” kata Paus.

Pilihan Editor:Paus Fransiskus di Papua Nugini: Reuni Sahabat Argentina di Vanimo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *