Logo Tempo

PB PMII Minta Aparat Penegak Hukum Usut Tuntas Pelaku Teror ke Kantor Pace


TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Riziq Maulana Yusuf meminta aparat penegak hukum untuk mengambil langkah tegas atas peristiwa teror paket berisi kepala babi dan bangkai tikus ke kantor redaksi Pace. Riziq menilai teror tersebut ancaman terhadap kebebasan pers.

“Perlindungan terhadap mereka yang menjalankan tugasnya sebagai penyalur informasi yang objektif dan independen adalah tanggung jawab bersama guna mencegah ketakutan dan pembungkaman di ruang publik,” kata Riziq dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 23 Maret 2025.

Riziq mengatakan teror terhadap Pace tidak bisa dipandang remeh. Menurut dia, aparat penegak hukum perlu memastikan keamanan para jurnalis.

“PB PMII mengajak masyarakat Indonesia untuk bersatu melindungi pers sebagai alat kontrol sosial dan pilar demokrasi,” ujar dia.

Seperti diketahui, kantor redaksi Pace mendapatkan kiriman kedua berupa kotak berisi bangkai tikus yang dipenggal. Petugas kebersihan Pace menemukannya kardus berisi enam ekor tikus pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 08.00 WIB.

Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Pace di Jalan Palmerah Barat Jakarta Selatan.

Sebelumnya, pada 19 Maret 2025, kantor Pace juga menerima paket berisi kepala babi tanpa telinga. Paket tersebut dikirim oleh kurir yang memakai atribut aplikasi pengiriman barang. Paket ditujukan untuk Francisca Christy Rosana, wartawan table politik dan host siniar Bocor Alus Politik.

Pada 21 Maret 2025, Pemimpin Redaksi Pace Setri Yasra mendatangi Markas Besar Polri untuk melaporkan paket kepala babi. Paket tersebut sudah diserahkan kepada polisi sebagai barang bukti.

Mabes Polri sudah membentuk tim untuk mengusut peneror dan motifnya. Sekitar 20 polisi mendatangi kantor Pace dan mengambil bungkusan berisi enam bangkai tikus yang dikirim Sabtu dinihari.

Egi Adyatma berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *