Kecurangan UTBK 2025: Lembaga Bimbel hingga Pegawai Kampus Diduga Terlibat
TEMPO.CO, Jakarta – Pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT tahun 2025 dibayangi sejumlah dugaan kecurangan. Pelaksanaan tes masuk perguruan tinggi itu digelar sejak 23 April dan akan berakhir pada 3 Mei mendatang. Sebanyak 860.976 peserta mengikuti UTBK SNBT tahun 2025, dengan jumlah peserta yang akan diterima hanya sekitar 30 persen.
Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) mengungkapkan dugaan keterlibatan lembaga bimbingan belajar di Jawa Tengah dan keterlibatan pegawai sebuah perguruan tinggi negeri di Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lembaga bimbel diduga terlibat skema kecurangan sistemik di UTBK 2025
Panitia SNPMB menyampaikan dugaan keterlibatan sebuah lembaga bimbingan belajar (LBB) dalam skema kecurangan sistemik pada pelaksanaan UTBK. Ketua SNPMB Eduart Wolok menyebut sebuah LBB yang berbasis di Yogyakarta diduga berperan aktif dalam memobilisasi peserta ujian untuk mengikuti UTBK pada sesi-sesi awal.
Skema ini diduga bertujuan untuk memperoleh dan mempelajari pola soal ujian, yang kemudian akan digunakan untuk membekali peserta lain yang mengikuti ujian di sesi-sesi akhir.
“Disinyalir, mereka memotret atau mengingat soal sebanyak mungkin di sesi awal. Lalu peserta bimbingan yang didaftarkan di sesi-sesi akhir, masuk ujian dengan informasi yang sudah dimiliki,” kata Eduart dalam konferensi pers tentang kecurangan UTBK 2025 di Gedung Kemendiktisaintek, Jakarta, pada Selasa, 29 April 2025.
Eduart tidak menyebutkan nama LBB yang dimaksud karena kasus ini masih dalam penyelidikan pihak kepolisian. Namun ia menegaskan dugaan tersebut diperkuat oleh pengakuan sejumlah peserta yang telah diinterogasi di berbagai pusat UTBK.
Panitia SNPMB telah mengidentifikasi lebih dari 4.000 peserta dengan respons jawaban anomali dan menyebarkan nama-nama tersebut ke seluruh pusat UTBK. Mereka menemukan indikasi kuat bahwa distribusi peserta dalam skema tersebut terorganisasi dan melibatkan jaringan luas, termasuk dugaan adanya peran pihak internal dari beberapa pusat UTBK.
“Ini bukan lagi sekadar kecurangan, tapi masuk ke dalam ranah kriminal. Apakah nanti ada pidananya, kami serahkan kepada penyelidikan aparat,” ujar Eduart.
Pegawai Universitas Jember Disebut Bantu Kecurangan UTBK SNBT 2025
Di Jawa Timur, seorang pegawai Universitas Jember (Unej) dikabarkan terlibat membantu upaya pihak luar untuk mengakses komputer peserta UTBK 2025. Ketua Tim Pelaksana Pusat UTBK SNBT 2025, Slamin, membeberkan kronologi dugaan keterlibatan pegawai Unej dalam praktik curang tersebut.
Slamin mengatakan pada hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT, Rabu, 23 April 2025, Panitia Pusat UTBK Unej menerima informasi dari Panitia Pusat SNPMB mengenai potensi adanya upaya remote access atau mengontrol dari jarak jauh komputer peserta ujian di salah satu lokasi UTBK SNBT 2025 di kampus Unej.
“Berdasarkan Informasi tersebut, Pusat UTBK Unej melakukan penelusuran, pemeriksaan dan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi kecurangan setelah ditemukan sumber anomali dari salah satu lokasi UTBK SNBT,” kata Slamin dalam keterangan tertulis pada Selasa, 29 April 2025.
Selanjutnya, kata Slamin, pada Kamis, 24 April 2025, Panitia Pusat UTBK Unej berkoordinasi dengan pimpinan lokasi UTBK yang diduga menjadi sumber akses dan ditemukan perangkat proxy tersembunyi terdiri dari dua mini PC, satu router, dan uninterruptible power supply (UPS) dalam kardus printer yang diletakkan di atas lemari dan diapit oleh dua printer untuk mengelabui orang lain atau petugas.
Berdasarkan hasil penelusuran, pemeriksaan, dan langkah-langkah antisipasi pemeriksaan lanjutan, Panitia Pusat UTBK Unej mengungkap dan menggagalkan adanya upaya akses dari jarak jauh terhadap komputer peserta ujian di salah satu lokasi UTBK SNBT 2025.
Pusat UTBK Unej menyesalkan kejadian ini dan tidak mentolerir segala upaya yang menimbulkan kecurangan dan mencederai proses penerimaan mahasiswa baru. “Pimpinan Unej sudah memberikan sanksi tegas kepada pegawai yang terlibat dalam membantu pihak luar yang berupaya melakukan remote acces tersebut,” ujar Slamin.
Ia juga mengatakan bahwa Unej berkomitmen untuk menjaga integritas pelaksanaan UTBK SNBT dengan terus memantau trafik jaringan komputer yang mengarah ke lokasi UTBK SNBT di Unej dan memastikan proses seleksi yang adil dan transparan bagi seluruh calon peserta.
Panitia SNPMB ungkap dugaan jaringan kecurangan UTBK beroperasi di sebuah hotel
Lebih jauh, Ketua SNPMB Eduart Wolok mengungkapkan ada dugaan jaringan yang terorganisir dalam berbagai modus kecurangan pada pelaksanaan UTBK SNBT 2025. Eduart menyebut pihaknya menemukan ada salah satu hotel di Indonesia yang dijadikan tempat beroperasinya jaringan tersebut.
“Kami tidak bisa sebutkan tempatnya. Panitia dan polisi sempat gerebek hotel yang didapatkan sebagai alamat. Cuma telat beberapa menit itu (mereka) sudah bubar,” kata Eduart di Gedung Kemendiktisaintek, Selasa, 29 April 2025.
Eduart mengatakan di dalam hotel tersebut terdapat berbagai perangkat atau alat yang menyambungkan peserta yang sedang mengikuti UTBK di lokasi. “Tapi setelah kami temukan itu, kami gerebek, mereka sudah lari. Tapi perlengkapan seperti kabel-kabel itu sudah digunting-gunting. Jadi benar-benar, kalau kami menyebutkan tadi, dugaan soal ini melibatkan jaringan ya memang bisa saja terjadi,” ujarnya.
Berbagai Modus Kecurangan UTBK 2025, dari Kamera di Kancing Baju hingga di Kawat Gigi
Sementara it, Eduart juga sebelumnya membeberkan sejumlah modus kecurangan dalam pelaksanaan UTBK SNBT tahun 2025. Ia menyebut kecurangan dilakukan dengan memanfaatkan berbagai perangkat dan teknologi canggih, mulai dari remote desktop, kamera tersembunyi di kawat gigi, hingga alat komunikasi yang diselipkan di sepatu dan kuku.
“Modusnya beragam. Ada yang menggunakan hardware, software, hingga kamera tersembunyi. Bahkan ada kamera yang dipasang di ikat pinggang, kancing baju, hingga behel gigi,” kata Eduart dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 25 April 2025.
Panitia, kata Eduart, telah mengantisipasi potensi kecurangan sejak jauh hari. Namun teknologi yang terus berkembang membuat upaya manipulasi ujian menjadi lebih canggih dan sulit terdeteksi secara kasat mata. Karena itu, ia mendorong seluruh pusat UTBK di perguruan tinggi negeri memperketat pengawasan.
“Penggunaan metal detector saja sekarang tidak cukup. Harus ada SOP tambahan untuk pemeriksaan ruang transit dan barang bawaan peserta,” kata dia.
Mereka yang ketahuan berbuat curang, kata Eduart, akan langsung didiskualifikasi dari seluruh proses seleksi nasional. Tak hanya peserta, pihak internal atau panitia yang terbukti terlibat akan dikenai sanksi tegas.